"I Don’t Like Mondays, Band Rock Jepang yang Beranggotakan 4 Pria Ikemen"
I Don’t Like Mondays merupakan band rock Jepang yang berbasis di Tokyo. Band ini dibentuk pada tahun 2012 dan menandatangani kontrak rekaman bersama Nippon Columbia sejak tahun 2014. Mereka juga menyingkat nama band mereka menjadi IDLMs. Anggotanya berjumlah 4 orang, mereka adalah Yu (vokalis),Choji (gitaris), Kenji (bassis), dan Shuki (drummer).
Dengan berakhirnya pertanyaan di atas, berakhir juga sesi tanya jawab dengan band Jepang yang satu ini. Bagaimana menurut kalian? Apakah kalian semakin ingin mengenal mereka?
Pada bulan Mei ini, I Don’t Like Mondays telah diundang menjadi salah satu bintang tamu dari Stellar Fest, sebuah festival band di Jakarta. Dalam kunjungannya tersebut, tim Japanese Station
diberi kesempatan untuk berbincang-bincang bersama keempat anggota band
yang tampan ini. Kira-kira seperti apa sih keseruan wawancaranya? Yuk
simak di bawah ini!
Mengapa kalian menamakan band kalian sebagai I Don’t Like Mondays?
Yu: Hari Senin adalah hari dimana kita semua harus pergi ke sekolah dan bekerja setelah melalui hari weekend yang
menyenangkan. Sehingga kami semua tahu bahwa seluruh orang di dunia
merasakan hal yang sama, bahwa kita semua membenci hari Senin. Oleh
karena itu kami menamakan band ini I Don’t Like Mondays.
Shuki: Ketika kami
pergi tur ke luar negeri, kami mendapatkan keuntungan dari nama band
kami. Nama ini sangat mudah diingat oleh semua orang, bahkan seringkali
kami mengobrol dengan orang-orang yang sama-sama membenci hari Senin.
Bagaimana band ini terbentuk?
Yu: Pertama kali saya bertindak sebagai manajer, dan seorang gitaris yang merupakan leader dari
band ini mengundang Kenji dan Shuki untuk bergabung. Sayangnya dia dan
vokalis keluar dari band, sehingga akhirnya saya bergabung dengan band
ini dan mengundang Choji untuk bergabung juga.
Shuki: Pada awalnya
kami tidak begitu serius dengan band ini. Namun setelah Choji masuk,
akhirnya kami memutuskan untuk melakukannya dengan serius. Kita semua
tidak tahu sama lain sebelum berkumpul di band ini dan kami juga tidak
memiliki apapun saat memulainya. Tetapi kami fokus dan percaya bahwa
kami bisa melakukannya. Kami hanya memiliki kepercayaan diri untuk
melalui semuanya.
I Don’t Like Mondays dikenal sebagai Ikemen Band, bagaimana menurut kalian mengenai anggapan ini?
Choji: Kami tidak berfikir bahwa kami adalah band pria tampan. Saya hanya ingin memainkan musik dan tidak peduli akan penampilan.
Yu: Ya, kami tidak
peduli tentang hal itu. Saya tidak peduli dengan wajah, tentu saja kami
peduli dengan musik, namun kami juga berfikir bahwa kami tertarik
terhadap fashion.
Mengapa kalian lebih memilih aliran musik yang catchy dan groovy dibandingkan aliran pop?
Choji: Karena kami masuk ke band ini setelah beranjak dewasa.
Shuki: Ya, kami telah benar-benar dewasa dan berumur lebih dari 20 tahun.
Yu: Kami berempat juga
sangat menyukai musik ala tahun 80-an, kadang juga musik tahun 90-an,
sehingga itu semua memberi pengaruh terhadap style musik kami.
Kenji: Gaya bermusik saya dipengaruhi oleh band OASIS.
Shuki: Saya lebih
dipengaruhi oleh band KORN. Meskipun saya tidak membuat lagu yang
seperti mereka, saya selalu mendengarkan lagu-lagu mereka.
Yu: Bagi saya adalah
Michael Jackson. Kami semua sangat menyukai lagu punk tahun 80-an dari
Amerika. Oleh karena itu, aliran musik kami seperti yang sekarang ini.
Bisakah kalian ceritakan mengenai fanbase kalian yang bernama Friday Lovers?
Yu: Kami menamakannya Friday Lovers karena kami sangat menyukai pesta. Juga karena nama kami adalah I Don’t Like Mondays, itu berarti kami harus bersenang-senang di hari Jumat.
Di Jepang, aliran musik pop khususnya idol menduduki posisi tertinggi di peringkat musik Jepang. Bagaimana caranya kalian bertahan dalam kondisi ini?
Shuki: Memang benar
bahwa semua orang berhak untuk mendengarkan lagu apa yang ingin mereka
dengar, namun bagi kami yang memiliki aliran musik yang tidak terlalu
nge-band, ingin untuk agar orang yang tidak terlalu menyukai musik band
dapat mendengarnya dengan mudah. Saya tidak terlalu peduli dengan apa
yang orang lain dengarkan, saya hanya ingin memperkenalkan musik yang
memang ingin didengarkan oleh para penggemar salah satu aliran musik.
Yu: Kita tidak terlalu peduli dengan pasar musik Jepang. Kami hanya ingin menciptakan lagu.
Choji: Musik idol juga memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjadi mainstream seperti
saat ini, namun itu berarti musik kami juga akan mengalami hal yang
sama, musik kami akan populer bila waktunya telah tiba.
Sebelum kalian kesini apakah kalian pernah mendengar sesuatu tentang Indonesia?
Shuki: Sebenarnya ini adalah kedua kalinya kami datang untuk mengisi sebuah event.
Choji: Mendengar Indonesia, saya teringat akan Bali. Sebetulnya kami pergi ke Bali minggu lalu.
Yu: Kakak saya juga membuka restoran di Jakarta. Sehingga saya sudah akrab dengan Indonesia.
Apa yang kalian pikirkan mengenai Indonesia?
Yu: Indonesia selalu terasa seperti musim panas bagi saya. Indonesia juga memiliki makanan yang pedas.
Shuki: Orang-orang di sini lebih terkesan bebas dibandingkan orang Jepang yang selalu strict. Di Jepang, semua orang harus bekerja dengan sangat keras.
Yu: Setelah saya datang
ke Jakarta, saya merasa Jakarta sangat memiliki kesan kekotaan, lebih
daripada yang saya bayangkan. Bahkan klub yang kami datangi memiliki DJ
dan interior yang lebih bagus dan stylish dibandingkan yang ada di Jepang.
Bisakah kalian menjelaskan konsep kalian sebagai sebuah band? Karena penampilan kalian di MV terlihat sangat berkelas, bahkan ketika memakai basic outfit sekalipun.
Yu: Kami sangat menyukai konsep yang seperti playboy dan terkesan komedi. Kami juga yang menyutradarai MV kita sendiri, sehingga kami dengan bebas menentukannya.
Choji : Kami mencocokkan lagu dan MV dengan konsep yang mudah diterima oleh para pendengar.
Setiap tahun kalian selalu merilis setidaknya satu rekaman. Bagaimana caranya kalian meluangkan waktu untuk membuatnya setiap tahun? Apakah Anda membatasi jadwal panggung kalian?
Shuki: Kami memiliki
jadwal yang tetap tiap tahunnya, kami membuat film, mempromosikannya,
pergi tur, lalu kembali untuk membuat lagu. Kami tidak pernah membatasi
jadwal panggung kami, karena kita sudah memiliki jadwal kami sendiri.
Yu: Meskipun kadang itu sulit, tapi kami harus melakukannya.
Apa makanan Indonesia yang paling kalian sukai?
Yu: Nasi Goreng
Shuki: Nasi Goreng
Choji: Sate
Kenji: Nasi Goreng
Yu: Karena nasi goreng sangat cocok dengan selera orang Jepang yang memiliki rasa yang manis.
Apakah kalian mendengarkan musik Indonesia sebelumnya? Atau kalian sudah punya musisi favorit di sini?
Yu: Kami bertemu dengan seorang penyanyi wanita bernama Brianna Simorangkir dan Bisma. Kami bertemu mereka 2 tahun yang lalu di Indonesia.
Apa rencana kalian dalam 5 tahun ke depan?
Choji: Kami ingin melakukan tur dunia.
Yu: Ya kami ingin melakukan tur dunia dan kembali ke Jakarta secepatnya. Seperti memiliki tur Asia dan salah satunya di Indonesia.
Choji: Saya ingin
seperti band rock Thailand yang bernama Slot Machine yang bisa tampil di
Jepang. Maka kami juga ingin melakukan hal yang sama seperti mereka.
Jika ada kesempatan, apakah kalian ingin berkolaborasi dengan musisi Indonesia?
Shuki: Sebenarnya kami
pernah membuat video bersama Bisma. Namun itu tidak berhasil, sehingga
kami ingin melakukannya lagi. Suatu saat nanti kami juga ingin
berkolaborasi dengan Rich Chigga.
Apakah ada sepatah dua patah kata untuk para fans di Indonesia?
Yu: Terimakasih telah mengundang kami ke Indonesia. Kami ingin bisa kembali lagi ke Indonesia secepat mungkin atau untuk tur dunia kami. Jadi tunggu kami di event selanjutnya ya!Dengan berakhirnya pertanyaan di atas, berakhir juga sesi tanya jawab dengan band Jepang yang satu ini. Bagaimana menurut kalian? Apakah kalian semakin ingin mengenal mereka?